THE DOUBLE PLAYMAKER
Toni Aulia Rahman, Winger PSIM U-20 yang Mahir Mengatur Taktik di Lapangan dan Jadwal Sekolah Daring
THE DOUBLE PLAYMAKER
Toni Aulia Rahman, Winger PSIM U-20 yang Mahir Mengatur Taktik di Lapangan dan Jadwal Sekolah Daring
Di arena Elite Pro Academy (EPA) U-20, di mana masa depan sepak bola diukir dalam keheningan tanpa sorak sorai penonton, nama Toni Aulia Rahman kian bersinar. Ia adalah winger lincah PSIM Yogyakarta, seorang pemuda yang pergerakannya di lapangan secepat upaya transisi dalam kehidupannya yang berstatus dualisme.
Toni Aulia Rahman, siswa Kelas 12 Kelas Atlet di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, saat ini bukan sekadar mengejar bola. Ia sedang menjalani "masa uji" terberat dalam hidupnya: menyeimbangkan karier di EPA dengan kewajiban sekolah di tingkat akhir.
Surat Sakti Tiga Bulan
Untuk bisa fokus mengikuti pemusatan latihan dan jadwal pertandingan EPA yang padat, Toni mendapatkan Dispensasi Selama Tiga Bulan dari sekolahnya. Surat dispensasi itu adalah izin resmi untuk meninggalkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di kelas. Sebuah hak istimewa, namun sekaligus beban yang menuntut pertanggungjawaban ganda.
Status dispensasi inilah yang memungkinkan Toni sepenuhnya berada di Yogyakarta, fokus pada sesi latihan pagi dan sore. Namun, sekolahnya tidak berhenti begitu saja. Berkat sistem Kelas Atlet di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga, Toni wajib mengikuti seluruh materi pelajaran melalui skema Pembelajaran Daring (Online).
Perjuangan Melawan Kelelahan dan Daring
Jika orang membayangkan kehidupan atlet muda penuh glamor, kisah Toni membuktikan sebaliknya. Setiap hari adalah pertarungan melawan batas waktu dan fisik.
Pagi buta, ia sudah berada di lapangan, menjalani latihan fisik yang menguras tenaga. Siang hari, saat ototnya mulai terasa kaku dan pikiran fokus pada taktik dari pelatih, Toni harus segera berpindah ke depan laptop dan gawainya.
Di mess tim yang sepi, atau bahkan di sela-sela istirahat yang singkat, ia membuka portal sekolah daring. Waktu yang seharusnya ia gunakan untuk pemulihan (istirahat), harus ia curahkan untuk memahami materi Fisika, Sejarah, atau Bahasa Indonesia, kemudian mengerjakan tugas sebagai bukti kehadirannya di kelas online.
"Dispensasi tiga bulan ini adalah kesempatan emas di karier bola, tapi juga tantangan terberat untuk sekolah," ujar Toni. "Tugas daring harus selesai tepat waktu, materi harus dipahami, karena nilai akhir tidak bisa dinegosiasi. Saya tidak bisa beralasan capek latihan; tanggung jawab saya ada dua, di jersey ini dan di buku ini."
Ia adalah pelajar yang tidak pernah "bolos" hanya karena ia sedang membela panji klub. Kehadirannya dipindahkan dari ruang kelas ke ruang virtual, dan semangatnya untuk menimba ilmu sama besarnya dengan keinginannya mencetak gol kemenangan.
Toni Aulia Rahman adalah representasi atlet muda masa kini: tangguh, cerdas, dan disiplin. Di tengah keheningan lapangan latihan EPA, dan di balik layar laptop yang bersinar di tengah malam, ia sedang menulis kisah sukses yang utuh mematahkan mitos bahwa seorang bintang lapangan harus mengorbankan masa depan pendidikannya. Ia adalah winger PSIM U-20 yang berlari kencang, tidak hanya menuju gawang lawan, tetapi juga menuju gerbang kelulusan.
Semangat Toni Aulia Rahman, semoga selalu diberikan kesehatan, kesempatan dan kemampuan luar biasa.