Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
13 Oktober 2023
--------------------------------------------------------------------------------------
Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
13 Oktober 2023
--------------------------------------------------------------------------------------
Mekanisme Pertahanan Diri
Mekanisme pertahanan diri atau defense mechanism adalah strategi proteksi yang berasal dari alam bawah sadar seseorang. Secara tidak sadar, seseorang akan melindungi dirinya sendiri agar perasaannya tidak terluka dari suatu hal atau situasi yang kurang menyenangkan dan tidak nyaman.Teori mekanisme pertahanan diri, atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai defense mechanism, digagas oleh Sigmund Freud dan Anna Freud.
Defense mechanism bukanlah hal yang bertujuan untuk mengatasi masalah dalam bersosialisasi, melainkan reaksi yang secara spontan dilakukan oleh seseorang. Dengan kata lain, pertahanan diri seseorang akan secara otomatis aktif ketika menghadapi hal-hal yang dapat memicu perasaan negatif, seperti marah, sedih, kecewa, takut, dan malu
Cara Mekanisme Pertahanan Diri
Mekanisme pertahanan diri adalah cara seseorang bereaksi melindungi dirinya terhadap situasi yang membuat tidak nyaman diawali dengan identifikasi stressor oleh alam bawah sadar.
Jika suatu situasi dirasa dapat melukai perasaan, maka mekanisme pertahanan diri akan diaktifkan secara otomatis. Seseorang mungkin saja terlihat normal ketika menyikapi masalah, tetapi mekanisme pertahanan dirinya sudah bekerja dengan sendirinya. Mekanisme pertahanan diri sebaiknya tidak diterapkan terus-menerus karena beberapa di anataranya dapat berdampak negatif sebagai berikut:
Mudah merasa sedih
Menghindari aktivitas sehari-hari yang biasanya suka dilakukan.
Menghindari interaksi dengan orang-orang yang awalnya dekat.
Kesulitan menjalin hubungan sehat dengan orang lain.
Tidak ingin bangun dari tempat tidur.
Mengalami masalah komunikasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari
Terdapat beberapa jenis mekanisme pertahanan diri dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan teori Freud adalah:
1. Denial (Penyangkalan)
Di tahap ini, seseorang akan menolak atau menyangkal suatu fakta yang ada di hadapannya. Dengan begitu, orang tersebut tidak akan merasa terluka.
2. Repression (Represi)
Dalam mekanisme pertahanan diri ini, seseorang akan memilih untuk menyembunyikan atau menghalangi masalah-masalah tersebut masuk ke dalam alam bawah sadar.Mekanisme pertahanan diri repression akan mendorong seseorang untuk melupakan atau tak mau mengakui realita tersebut sama sekali.
3. Regression (Regresi)
Regresi terjadi ketika seseorang yang merasa terancam atau gelisah secara tidak sadar melakukan reaksi pelarian dengan cara yang sama ketika seseorang tersebut masih kecil. Contoh mekanisme pertahanan diri regression adalah orang dewasa yang mengalami trauma akibat hubungan yang tidak sehat akan memeluk boneka-boneka dari masa kecilnya ketika tidur.
4. Projection (Proyeksi)
Penilaian seseorang terhadap orang lain di sekitarnya memiliki peran penting dalam bentuk mekanisme pertahanan diri projection. Seseorang akan mengaktifkan mekanisme pertahanan diri projection ketika merasa tidak nyaman dengan orang lain.
Sebagai contoh, seseorang tidak menyukai teman barunya namun alih-alih menerima perasaan tersebut, seseorang memilih untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa teman barunya lah yang membenci dirinya. Ia akan menafsirkan segala perkataan atau perilaku teman barunya tersebut dengan cara yang tidak baik, walaupun teman barunya itu sebenarnya tidak membencinya.
5. Rationalization (Rasionalisasi)
Rasionalisasi merupakan jenis defense mechanism di mana seseorang berusaha membenarkan kesalahan atau perasaan bersalah dirinya dengan memunculkan sebuah gagasan atau fakta yang dibuat sendiri. Seseorang akan merasa lebih nyaman dengan pilihan yang diambil walaupun ia menyadari bahwa hal tersebut tidak benar.
Misalnya, siswa yang menghindari perasaan bersalah akibat telat mengumpulkan tugas atau terlambat datang ke sekolah. Untuk menghindari rasa bersalah atau malu tersebut, ia akan beralasan bahwa rumahnya jauh atau jalanan macet. Padahal sebenarnya alasan tersebut bisa dihindari dengan segera mengerjakan tugas atau berangkat lebih awal.
6. Displacement (Pengalihan)
Ketika menghadapi masalah dengan orang lain, defense mechanism seseorang bisa muncul dalam bentuk displacement atau pengalihan. Hal ini dilakukan dengan mencari seseorang atau sebagai tempat pelampiasan rasa emosi dan frustasi yang kuat. Contoh mekanisme pertahanan diri displacement adalah marah atau bertindak kasar kepada anggota keluarga di rumah karena tekanan masalah pekerjaan/ tugas.
7. Reaction Formation (Formasi Reaksi)
Orang dalam mekanisme pertahanan jenis ini melakukan tindakan berlawanan dengan apa yang ia rasakan. Biasanya, mekanisme formasi reaksi aktif ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang tak disukainya. Sebagai contoh, seorang siswa bersikap baik dan ramah secara terpaksa ketika menghadapi guru yang kurang ia sukai.
8. Sublimation (Sublimasi)
Saat menghadapi situasi yang sulit, seseorang dengan mekanisme pertahanan diri sublimation akan mengalihkan perasaan atau emosinya ke kegiatan-kegiatan yang positif. Jenis mekanisme pertahanan diri ini dianggap sebagai strategi pertahanan yang positif dan dewasa. Sebagai contoh, mencari ketenangan dengan memainkan alat musik favorit untuk melampiaskan kemarahannya terhadap seseorang atau suatu hal.
9. Intellectualization (Intelektualisasi)
Ketika sedang menghadapi permasalahan, seseorang bisa mengabaikan semua emosi di dalam dirinya dan fokus ke hal-hal konkrit dalam realita hidup. Inilah yang disebut dengan intellectualization. Contohnya adalah dari usaha seseorang dalam menelusuri dan membuat daftar lowongan kerja sesegera mungkin setelah kehilangan pekerjaan. Daripada berkutat dalam kesedihan, seseorang dengan intellectualization defense mechanism lebih berfokus untuk segera mencari peluang kerja yang baru.
10. Compartmentalization (Kompartementalisasi)
Seseorang dapat membagi kehidupannya ke dalam sektor-sektor yang berbeda. Sehingga, ketika terjadi masalah pada salah satu sektor, seseorang dapat melindungi sektor-sektor lainnya. Sebagai contoh, seseorang memilih untuk tidak mendiskusikan masalah pribadinya di lingkungan kerja. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecemasan akibat opini orang lain.