Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
25 September 2024
--------------------------------------------------------------------------------------
Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
25 September 2024
--------------------------------------------------------------------------------------
Ternyata Kosakata Ini Diambil dari Bahasa Belanda!
Tanpa kita sadari, banyak sekali contoh kata serapan yang kita gunakan sehari-sehari baik yang sudah biasa kita dengar maupun yang belum pernah didengar. Apa sih kata serapan itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata serapan merupakan kata yang diserap dari bahasa lain berdasarkan kaidah bahasa penerima. Kata serapan sendiri dapat disebabkan oleh adanya banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah faktor interaksi masyarakat.
Bahasa Jawa pun tidak luput dari penggunaan kata serapan. Bahasa Jawa sendiri merupakan bahasa daerah terbesar dengan jumlah penutur terbanyak di Indonesia. Apabila ditelusuri berdasarkan sejarah, bahasa Jawa awalnya berasal dari bahasa Sansekerta, Melayu kuno, dan bahasa Jawa kuno (Kawi), kemudian berkembang menjadi bahasa Jawa seperti sekarang ini. Karakteristik bahasa yang terbuka membuat bahasa dapat selalu berkembang.
Selain bersifat terbuka, bahasa juga bersifat dinamis. Artinya, bahasa selalu mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Seiring dengan sifat bahasa tersebut, masyarakat pengguna bahasa selalu berupaya untuk mencari, menciptakan, memproduksi, dan membentuk kata-kata yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna bahasa. Oleh sebab itu, bahasa Jawa menyerap beberapa kata dari bahasa asing. Salah satu bahasa yang diserap ke dalam bahasa Jawa adalah bahasa Belanda. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab beratus-ratus tahun yang lalu Belanda menjajah Indonesia. Berikut ini beberapa contoh kosakata Jawa yang diserap dari bahasa kolonial Belanda.
Pernahkah Sobat Minssa mendengar kata sepaneng? Atau malah sering sepaneng? Arti dari sepaneng adalah ‘tegang’. Nah, Sobat Minssa pasti tidak menyangka kalau kata tersebut diserap dari bahasa Belanda yaitu kata spanning.
Lalu bagaimana dengan kata sakleg? Apakah Sobat Minssa termasuk orang yang sakleg?
“Jadi orang kok sakleg banget sih.”
Sakleg dalam bahasa Indonesia yang tidak formal sering diartikan sebagai ‘kaku, keras kepala, tidak dapat ditawar’. Kata sakleg adalah kata serapan tidak resmi yang diambil dari suatu kata dalam bahasa Belanda zakelijk yang bermakna ‘segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan’. Dari sini, bisa dimaknai bawa sakleg adalah seseorang yang memiliki cara kerja sistematis, kaku, dan tidak dinamis.
Minssa yakin pasti kita sudah tidak asing dengan kata disetrap. Dalam bahasa Indonesia, disetrap berarti ‘dihukum’. Kata disetrap tersebut juga diambil dari bahasa Belanda gestraft.
“Nanti kita besuk Fulan, yuk!”
Akrabkah dengan kalimat ajakan tersebut? Ternyata kata besuk yang bermakna ‘mengunjungi atau menjenguk orang yang sedang sakit’ diserap dari kata bezoek.
Pernahkah mendengar kalimat “sesuk prei?” Nah, kata prei yang artinya ‘libur’ juga diambil dari bahasa kolonial yaitu vrij.
Selain beberapa kata sifat dan kata kerja di atas, ada beberapa kata benda dalam bahasa Jawa yang ternyata diambil dari bahasa kolonial, diantaranya:
1. Sepur ‘kereta api’ diambil dari kata spoorweign.
2. Bok ‘jembatan beton’ diambil dari kata burg.
3. Anduk ‘handuk’ diambil dari kata handdoek.
4. Pit ‘sepeda’ diambil dari kata fiets.
5. Potlot atau potelod ‘pensil’ diambil dari kata potlood.
6. Setip ‘penghapus karet’ diambil dari kata stuf.
7. Reting ‘lampu sein indikator pada kendaraan ketika berbelok’ diambil dari kata richting yang bermakna ‘arah’.
Nah Sobat Minssa, demikian tadi beberapa contoh kosakata Jawa yang diserap dari bahasa Belanda. Semoga tulisan ini semakin menambah pengetahuan Sobat Minssa tentang kebahasaan yaa! Sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya.