Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
29 Januari 2024
--------------------------------------------------------------------------------------
Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
29 Januari 2024
--------------------------------------------------------------------------------------
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara dari guru ke penerima pesan (peserta didik). Sedangkan media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan melalui alat bantu yang sesuai agar dapat mendorong proses belajar peserta didik. Sebagai pembawa pesan, media pembelajaran harus dikuasai dan dipahami oleh guru sebelum diajarkan kepada peserta didik.
Sebagai seorang pendidik harus bisa memilih media pembelajaran yang bagus dan menarik untuk siswa, jangan sampai siswa merasa bosan dan enggan belajar dengan media yang kita berikan karena media yang monoton.
Menurut Sudjana (1990), terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh guru dalam memilih media pembelajaran, yaitu:
Kesesuaian penggunaan media dengan tujuan pembelajaran;
Kesesuaian terhadap isi materi pelajaran;
Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan untuk mengajar;
Keterampilan dan penguasaan guru dalam menggunakan media pembelajaran;
Waktu untuk menggunakan media pembelajaran;
Sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik.
Setiap siswa sendiri memiliki gaya belajar yang dominan, gaya belajar sendiri terbagi kedalam 3 gaya belajar yaitu :
1. Gaya belajar visual , gaya belajar ini menfokusikan pada penglihatan. Siswa dengan gaya belajar ini akan cenderung menangkap informasi dengan melihat sesuatu yang menarik dan bentuk berupa simbol, biasanya anak menuliskan ulang dengan tulisan maupun gambar yang berwarna dan rapih. Media yang cocok digunakan untuk gaya belajar visual adalah power point, Poster dan infografis.
2. Gaya Belajar Audio, gaya belajar ini menfokuskan pada pendengaran. Siswa dengan gaya belajar ini cenderung belajar sambil mendengarkan musik. Siswa juga akan lebih menangkap jika di bacakan dibandingkan dengan membacanya. Media yang cocok untuk gaya belajar ini adalah Video interaktif dan Podcast.
3. Gaya Belajar Kinestetik, merupakan gaya belayar yang menfokuskan pada gerakan. Siswa dengan gaya belajar ini cendeung banyak bergerak karena dari gerakan tersebutlah informasi dapat ditangkap. Biasanya siswa akan bergerak dengan menggerakan pulpen di tangan, menggoyangkan kaki dan mengunyah permen karet. Siswa yang termasuk gaya belahar kinestetik ini juga lebih menagkap dengan pembelajaran yang aktif. Media pembelajaran yang cocok untuk gaya belajar ini adalah kerja kelompok, permainan dan praktek.
Dalam membuat media materi pelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa, guru dapat memanfaatkan beberapa aplikasi yang menarik serta mudah digunakan. Beberapa aplikasi yang dapat digunakan antara lain adalah Canva, quizziz, Animaker dan masih banyak aplikasi lain yang memudahkan guru dalam membuat media pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Karena dalam aplikasi tersebut terdapat banyak template-template yang menarik dan kita dengan mudah menggunakannya. Dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi tersebut guru dapat berinovasi sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Sehingga dalam menyajikan materi pembelajaran guru bisa memberikan hal yang baru untuk siswa siswinya.
Cara untuk mengaksesnya sangat mudah, hanya dengan mencari di google dan mengetik nama aplikasi yang akan digunakan. Maka, secara otomatis akan muncul alamat website yang dimaksudkan. Namun untuk menggunakan aplikasi tersebut sebelumnya kita harus registrasi terlebih dahulu. Proses registrasinya pun cukup mudah hanya dengan mengisi data dan alamat email yang dimiliki. Canva pun menyediakan gratis untuk login menggunakan akun belajar.id, setelah registrasi berhasil, guru dapat memulai mengkreasikan materi-materi yang akan dituangkan dan disajikan untuk siswa.
Penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut membuat guru berkreasi tanpa batas, memilih-milih template yang disesuaikan dengan materi apa yang akan diajarkan. Guru pun bisa membuat kolaborasi dengan siswanya, karena aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan dalam kelompok belajar, sehingga guru dan siswa saling berkaitan, tidak menjadikan momen pembelajaran yang monoton dan hanya satu arah.
Siswa generasi Z ini lebih tertarik menggunakan media online dibandingkan menggunakan buku. Sebenarnya hampir sama menggunakan buku sebagai sarana atau menggunakan E-book sebagai sarana, perbedaannya hanya cara pandang mereka yang menginginkan hal yang lebih modern. Kita tidak akan hanya berpaku dengan hal yang itu-itu saja, sebagai guru juga sangat penting menyesuaikan keinginan siswa, bahasa bekennya mengikuti arus jaman NOW.
Bagi para siswa mereka harus tertarik dengan gurunya dulu baru media atau cara mengajarkan materinya. Jika siswa sudah tertarik dalam mengikuti pembelajaran maka diharapkan pula pemahaman materi mereka lebih baik dan bisa meningkatkan prestasi belajarnya.
Menjadi guru yang kreatif dan inovatiif bukan sekadar bagaimana cara menggunaan alat yang canggih, tapi juga perpaduan antara kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru yang kreatif dan inovatif dapat menjadi jawaban bagi sulitnya menyampaikan materi dengan meyenangkan dan mudah dipahami oleh para siswa.