Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
09 Januari 2024
--------------------------------------------------------------------------------------
Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
09 Januari 2024
--------------------------------------------------------------------------------------
Akankah Menjadi Penyelamat atau Penghambat?
Munculnya teknologi saat ini telah berhasil memberikan perubahan pada gaya hidup manusia. Yang awalnya aktivitas manusia dilakukan dengan cara manual kini berpindah menjadi serba otomatis. Mulai dari pekerjaan rumah, kantor maupun sekolah dapat dilakukan dengan mudah karena adanya teknologi. Selain itu, kegiatan sehari-hari terasa jauh lebih ringan untuk dijalani. Terlebih, segala gerakan manusia sekarang ini tidak lepas dari penerapan teknologi. Begitu pun para pelajar, yang tidak ketinggalan dalam memanfaatkannya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pengajar khususnya dalam pembelajaran bahasa asing.
Jika pada mulanya pelajar menggunakan kamus untuk mencari arti suatu kata dalam bahasa asing, yang di mana memerlukan waktu lama untuk proses penerjemahan, kini mereka lebih memilih menggunakan Google Translate, aplikasi yang sangat familiar di kalangan pelajar. Aplikasi ini dianggap sebagai andalan bagi pelajar dalam menyelesaikan tugas penerjemahan. Bagaimana tidak? dengan adanya Google Translate, mereka hanya perlu menyalin teks yang akan diterjemahkan dengan satu ‘klik’ maka hasil terjemahan sudah ada di depan mata. Bahkan, Google Translate pun menyediakan fitur ambil foto dan rekam suara, jadi pelajar tidak perlu repot untuk menulis atau mengetik kembali bahasa sumber yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Tapi apakah hal ini efektif untuk meningkatkan kemampuan penerjemahan pelajar apabila hanya mengandalkan mesin penerjemah seperti Google Translate?
Seprina (2014) menjelaskan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar pelajar merasa sangat terbantu dengan penggunaan Google Translate. Selain menghemat waktu, pelajar pun dapat memenuhi tugas dengan cepat, praktis dan mudah. Ditambah lagi, Google Translate pun disebut sebagai aplikasi yang dapat menambah kosakata siswa dalam mempelajari bahasa asing serta meningkatkan kepercayaan diri dalam menghasilkan tulisan berbahasa asing. Kemudahan inilah yang membuat mereka menjadi ketergantungan serta mengandalkan Google Translate sebagai penyelamat dalam permasalahan penerjemahan.
Di lain sisi, Yanti dan Meka (2019) menyimpulkan bahwa Google Translate hanya dijadikan sebagai alat bantu pengganti kamus oleh sebagian pelajar untuk menerjemahkan kata - kata asing serta memperkaya kosakata. Mereka sadar bahwa hasil penerjemahan Google Translate kurang akurat serta terkadang makna yang terkandung dari bahasa sumber tidak tersampaikan dengan baik ke dalam bahasa sasaran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Google Translate hanyalah mesin penerjemah yang pastinya perlu bantuan manusia untuk mengoperasikannya. Jika digunakan untuk menerjemahkan kata per kata, Google Translate masih bisa menghasilkan terjemahan yang berterima. Tetapi, tidak untuk kalimat kompleks maupun paragraf panjang karena hal tersebut terkadang bisa mengurangi atau menghilangkan unsur-unsur pragmatik dalam bahasa sumber sehingga hasil terjemahannya bisa saja menimbulkan kesalahpahaman.
Untuk itu, mengasah kemampuan pelajar dalam penerjemahan pun tetap harus dilakukan untuk dapat menghasilkan produk terjemahan yang akurat dan berkualitas. Jangan sampai adanya mesin penerjemah justru menjadi penghambat untuk pelajar dalam mengembangkan potensi. Selain itu, pelajar harus cerdas dalam menggunakan teknologi secara bijak, tidak melulu tergantung dengan aplikasi dalam mencari solusi. Memang benar teknologi itu luar biasa canggih tetapi akan berisiko jika salah dalam penggunaannya.
Referensi:
Seprina, Rizki. (2014). Students' Perception Toward Using Google Translate at One Public University in Jambi. Jambi: FKIP Universitas Jambi.
Yanti & Meka. (2019). The Students’ Perception In Using Google Translate as a Media In Translation Class. Proceedings of INACELT (International Conference on English Language Teaching). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Indonesia: 14-16 November 2019. Hlm. 128-146.