Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
20 November 2023
--------------------------------------------------------------------------------------
Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
20 November 2023
--------------------------------------------------------------------------------------
MARIA ULFAH : SEORANG GURU MUHAMMADIYAH DAN TOKOH PEJUANG KEMERDEKAAN WANITA
Hallo sobat Minssa, ketemu lagi dalam segmen History. Pada tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan, nah kali ini Minssa akan mengulasi sosok pahlawan perempuan tangguh dan perempuan pertama yang menjadi menteri sosial serta pejuang kemerdekaan terhadap perempuan. Siapakah itu? Yuk simak sekilas biografi dan kilas balik tokoh perempuan berikut.
Mr. Hj. Raden Ayu Maria Ulfah atau Maria Ulfah Santoso atau Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo atau dahulu dikenal sebagai Maria Ulfah Santoso adalah sosok perempuan yang lahir di kota Serang, Banten pada tanggal 18 Agustus 1911. Nama Santoso diambil dari nama suami pertama dan nama Soebadio Sastrosatomo diambil dari nama suami kedua setelah suami pertama meninggal dunia. Maria Ulfah adalah putri dari Raden Adipati Arya Mohammad Ahamad seorang Bupati Kuningan dan R.A Hadidjah Djajadiningrat. Maria Ulfah memilki adik yaitu Iwanah dan yang bungsu bernama Hatnan.
Raden Mohammad Achmad merupakan sosok yang berpengaruh dalam kehidupan Maria Ulfah. Ayahnya merupakan lulusan Hoger Burger School (HBS). Berkat pemikirannya yang progresif, Maria Ulfah merupakan perempuan Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan gelar Meesrer in de Rechten (Mr) dari Universitas Leiden pada tahun 1933.
Peranan dalam pergerakan nasional dimulai pada tahun 1934, saat ia menjadi guru di sekolah menengah Muhammadiyah dan Perguruan rakyat. Di samping itu, ia mengadakan kursus pemberantasan buta huruf bagi ibu – ibu di Salemba Tengah dan Paseban. Peranannya dalam memperjuangkan hak – hak kaum perempuan dimulai ketika ikut dalam Kongres Perempuan Indonesia kedua tahun 1935 di Batavia. Pasca kongres, Maria Ulfah dipercaya untuk memimpin sebuah Biro Konsultasi yang bertugas mengurusi segala permasalahan dalam perkawinan, khususnya membantu kaum perempuan yang mengalami kesulitan dalam perkawinan. Pada masa pendudukan Jepang, Maria Ulfah memilih untuk bekerja di Departemen Kehakiman (Shikooku).
Dalam sidang BPUPK tanggal 13 Juli 1945, Ny. Maria Ulfah Santoso mengatakan bahwa hak – hak dasar perlu dimasukkan dalam Undang – Undang Dasar. Oleh karena itu, Maria Ulfah dianggap sebagai anggota BPUPK yang berhasil memasukkan Pasal 27 UUD 1945 tentang kesetaraan warga negara di dalam hukum tanpa pengecualian.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Maria Ulfah ditugaskan Sutan Sjahrir untuk menjadi liaison officer, yaitu sebagai penghubung antara pemerintahan republik dengan pemerintah Sekutu. Kemudian, dipercaya Perdana Menteri Sutan Sjahrir untuk duduk sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet Sjahrir II dan III. Selain itu, Maria Ulfah juga mengeluarkan Maklumat Kementerian Sosial tentang hari buruh sedunia. Sejak tanggal 19 Agustus 1947 hingga September 1962, Maria Ulfah menjabat sebagai Sekretaris Perdana Menteri dan Sekretaris Dewan Menteri, selanjutnya jabatan tersebut dirumuskan menjadi Direktur Kabinet RI. Beliau juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) tahun 1968 – 1973.
Meskipun Maria Ulfah telah memasuki usia senja, tetapi ia masih tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pengurus Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, Ketua III dari Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), dan Ketua Yayasan Rukun Isteri (1970). Cita – cita Maria Ulfah dalam memperjuangkan hak – hak kaum perempuan, khususnya dalam hukum keluarga dan perkawinan akhirnya terwujud ketika pemerintah mengesahkan Undang – Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. Secara keseluruhan, Undang – Undang tersebut memberi perlindungan kepada kaum perempuan, khususnya dalam hukum keluarga dan perkawinan.
Peran Maria Ulfah dalam memperjuangkan hak – hak kaum perempuan berakhir ketika ia meninggal dunia pada tahun 15 April 1988. Penghargaan yang diterima Maria Ulfah adalah Satya Lencana Karya Satya Tingkat II tahun 1961, Bintang Maha Putera Utama Tahun 1973, dan Anugerah Hak Asasi Manusia (HAM) tahun 2014.
Bagaimana Minssa, menarik bukan kilas balik Ny. Maria Ulfah. Terima kasih sudah membaca sampai akhir, jika kamu memiliki saran tokoh siapa yang akan diulas, yuk sertakan komentarmu melalui kolom komen ya. See you 😊
SUMBER :
Rochimudin. 2022. Pendidikan Pancasila (Wawasan Kenegaraan). Jakarta : Bumi Aksara
Akses online :
https://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Ulfah_Santoso
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mpnp/maria-ulfah-tokoh-pejuang-kemerdekaan-wanita-dan-bangsa/