Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
10 Oktober 2023
--------------------------------------------------------------------------------------
Home > Pojok Inspirasi Smamplussa
SMA Muhammadiyah (PLUS) Boarding School Salatiga
10 Oktober 2023
--------------------------------------------------------------------------------------
Membaca sebagai Investasi Kehidupan
Oleh: Farrah Zakiyah Anwar
Guru Bahasa Inggris SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga
Sekarang ini, kegiatan membaca menjadi aktivitas yang kalah menarik dengan ber-gadget. Sebagian besar siswa menghabiskan waktunya untuk menatap si layar kecil, menggerakkan ibu jari dengan terampil hingga terpaku membisu menjadi candu seolah semua fokus terserap pada gawai yang tak lepas dari genggaman. Bagi beberapa siswa di Indonesia, membaca dianggap sebagai pekerjaan yang membosankan dan tidak menyenangkan untuk dilakukan. Dengan adanya kemajuan teknologi, mereka cenderung sangat pasif dalam membaca namun aktif dalam bermedia sosial. Tak heran jika Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 78 negara yang memiliki motivasi rendah dalam hal membaca menurut Programme for International Student Assessment (PISA) 2018. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus, mengingat bahwa membaca memiliki posisi esensial dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan untuk bekal menghadapi masa depan.
Rachel Wang, perwakilan the Regional English Language Office (RELO) yang berasal dari Madison, USA menjabarkan apa yang menjadi alasan rendahnya motivasi siswa dalam membaca. Ditemukan bahwa tidak membangun kebiasaan membaca dalam keluarga merupakan faktor utama seseorang tidak memiliki ketertarikan dalam membaca. Jika sejak kecil anak diberi pemahaman tentang pentingnya membaca, dikenalkan dengan buku bacaan, dibimbing serta diarahkan untuk terus membaca sesuai dengan minatnya, maka secara otomatis muncul rasa gemar terhadap membaca. Ditambah lagi, apabila orang tua yang pada dasarnya sebagai role model, lebih baik untuk tidak hanya menyuruh anak membaca tetapi juga ikut terlibat di dalamnya, tentu hal itu akan menambah semangat anak untuk meningkatkan motivasinya dalam membaca.
Selain alasan dalam lingkungan keluarga, mindset siswa terhadap membaca pun perlu diluruskan, karena faktanya siswa menafsirkan bahwa reading is studying (membaca adalah belajar). Oleh sebab itu, mereka merasa jenuh jika diminta guru untuk membaca di kelas karena menurut versi mereka membaca identik dengan buku pelajaran. Untuk itu, Rachel Wang mencoba mengubah cara berpikir siswa agar tidak menganggap kegiatan membaca sebagai aktivitas belajar, akan tetapi sebagai hal yang menyenangkan sekaligus menguntungkan. Seperti kata Mason Cooley bahwasanya membaca memberi kita tempat untuk pergi ketika kita harus tetap di tempat kita berada. Dengan membaca, seolah-olah kita diajak untuk berkelana melewati berbagai warna kehidupan, merasakan berbagai kejadian, melibatkan banyak perasan serta meningkatan kepekaan dalam diri.
Dengan demikian, campur tangan guru di sekolah pun menjadi faktor penting dalam menumbuhkan motivasi membaca. Hal pertama yang dapat dilakukan di antaranya memberikan kebebasan untuk memilih tema maupun jenis bacaan berdasarkan minat dan kesukaan mereka. Kondisi tersebut akan menjadi solusi serta aksi dalam memperkuat pertumbuhan literasi siswa (Willingham, 2015). Selain itu, zaman yang serba canggih ini membuka kesempatan yang luas sekaligus tantangan besar bagi generasi penerus. Teknologi memang menawarkan segala kemudahan dalam kehidupan, tetapi kita tidak boleh terlena dengan itu. Ketika saat ini gadget menjadi teman dekat siswa, maka guru harus mampu menciptakan peluang yaitu dengan memanfaatkan situasi untuk membangun kecenderungan membaca. Misalnya dengan menemukan akses bacaan yang menyediakan informasi ringan serta enjoyable sesuai dengan selera baca mereka, seperti letsreadasia.org dan whattpad. Kedua aplikasi tersebut menawarkan jenis bacaan yang beragam serta bahasa yang bermacam-macam. Selain untuk menambah kecintaan dalam membaca, dapat pula meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa.
Untuk itu, meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya membaca sangat dianjurkan. Dengan membaca berarti menghindari kebodohan, dengan membaca berarti memperbaiki kekeliruan, dan dengan membaca berarti berinvestasi untuk kehidupan.